Jumat, 18 Desember 2009

1 Rabi’ulawal 1431 H

Tahun baru hijriah jatuh pada tanggal 1 muharrom, tidak sekedar sebagai hari pergantian tahun hijriah tapi lebih dimaknai untuk memflashback yang kemudian dijadikan cambuk untuk memacu semangat kedepannya nanti. Apakah yang bisa dipetik dari peringatan 1 Rabi’ulawal 1431 h ini , beberapa diantaranya :

Yang pertama, mari kita tinjau dari hijrah nabi dari Mekkah ke Habsyah (Abisinia atau sekarang lebih dikenal dengan sebutan Ethiopia). Sebelumnya kita ulas secara singkat sejarah Hijrah ini.

Setelah orang Quraisy gagal melunakkan hati Abu Thalib (paman Nabi SAW), mereka dengan berbagai cara berusaha mengekang Nabi SAW dan melakukan penyiksaan terhadap pengikut-pengikut Nabi SAW. Karena Nabi SAW tidak tega melihat penyiksaan terhadap pengikutnya yang dirasa semakin di luar prikemanusiaan, akhirnya Nabi SAW menganjurkan pengikutnya untuk hijrah (pindah) ke Habsyah yang mayoritas penduduknya beragama nasrani, Nabi mengetahui bahwa raja Habsyah yakni Najasyi dikenal sebagai raja yang adil. Kedatangan pengikut Nabi disambut baik oleh raja Najasyi. Perlakuan baik Raja Najasyi menimbulkan kekhawatiran kaum Quraisy sehingga mereka meminta Raja Najasyi untuk mengembalikan mereka ke Mekkah. Namun Raja Najasyi berpendirian bahwa tidak akan menyerahkan mereka kepada kaum Quraisy walaupun diganti dengan segunung emas. (Subhanallah . . .)

Dari secuplik kisah di atas, dapat dipahami bahwa hijrah secara luas berarti pindah. Berpindah dari satu tempat yang dirasa kurang kondusif ke tempat yang diduga lebih kondusif. kita bisa memperluas cakupan makna hijrah yakni pindah dari kebiasaan(Tabiat/perilaku/sikap)/ peradapan/ kebudayaan yang dinilai masih kurang baik (pembanding : hukum agama,hukum nasional,hukum internasional,dll) ke kebiasaan(Tabiat/perilaku/sikap)/ peradapan/ kebudayaan yang lebih baik lagi dan lagi. Peradaban akan semakin baik dan maju jika sebagian besar hal-hal (tentunya yang dianggap memiliki sumbangsih dalam kemajuan peradaban) yang memiliki konsep materialistik terpenuhi. Sedangkan kebudayaan adalah hasil karya cipta manusia yang baik buruknya serta peningkatan kwalitasnya sangat dipengaruhi dan dikendalikan oleh unsur rohani,akal,naluri dan pikiran manusia.

Yang kedua, mari kita tinjau dari hijrah Nabi SAW dari Mekkah ke Madinah. Sebelumnya mari kita ulas secara singkat hijrah ini :

Pada mulanya Madinah bernama Yatsrib, kota ini terletak di sebelah utara kota Mekkah, merupakan tempat yang penting bagi lalu lintas perdagangan antara Mekkah dan Syria. Pada bulan Rabi’ulawal tahun 1 Hijriah (hehehe...lupa tanggalnya berapa?oups ternyata aku lupa juga ‘pernah tau tanggalnya tapi sekarang lupa’ apa emang aku belum pernah tau tanggalnya?hehehe..maaf) Merupakan kedatangan Nabi yang pertama dan mendirikan Masjid pertama yang diberi nama Masjid Quba’. Hari Jumatnya Nabi melaksanakan Sholat Jum’at dan berkhutbah dihadapan para kaum muhajirin dan kaum anshar. Sejak itulah nama kota Yatsrib berubah menjadi “Madinatun Nabi” yang artinya “Kota Nabi” tapi sekarang lebih dikenal dengan sebutan Kota Madinah.

Sejak hari itu Nabi lebih mempererat tali persaudaraan yang sudah terjalin antara kaum muhajirin dan kaum anshar. Demikian ikhlasnya kaum anshar dalam menerima serta membantu kaum muhajirin sedemikian sehingga kaum muhajirin yang jauh dari sanak keluarganya mendapat ketenangan dan ketentraman dalam mempelajari syariat islam. Atas izin Allah SWT , semangat dan sikap saling bahu membahu maka terciptalah keadaan yang kondusif yang bisa dikatakan sangat berperan dalam kemajuan peradapan dan kebudayaan islam.

Dari kisah ini dapat dipahami bahwa ukhuwah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Ukhuwah sendiri memiliki pengertian secara luas merupakan suatu sikap yang menunjukkan rasa persaudaraan. Baik sesama kepercayaan, antarkepercayaan, dalam suatu bangsa maupun antarbangsa.

(Apakah kali ini admin terlihat sangat sok? Weleh-weleh .... maaf jika ada pengertian atau gagasan maupun konsep yang dirasa kurang berkenan atau bahkan tidak sesuai.. )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar