Selasa, 14 Desember 2010

Ketika aku meraihnya kelak...


Sekarang tepat jam 23 malam, aku sisihkan arsitektur aplikasi usulanku, aku enyahkan sejenak rancangan cara kerja aplikasi usulan dan tools yang selama ini masih dalam tahap analisisku...aku mulai memutar “Beethoven - Violin Sonata No.5 Opus 24 Spring - 1st Movement”. Menghirup nafas dalam-dalam sambil memejamkan mata.

Aku tahu bahwa aku ingin mengungkapkan sesuatu, jadi aku letakkan jemariku di atas keyboard tua. Dan aku pun mulai menulis ...

Saat ini aku duduk belajar di semester tujuh STIS,... :) alhamdulillah, nothing special ... jutaan pemuda pemudi juga telah mengalami duduk belajar di semester tujuh. Saat ini aku berani mengakui bahwa aku bukanlah pembelajar sejati...aku bukan.., sejak kecil aku bercita-cita menjadi seorang dokter. Tanpa mempedulikan siapa aku dan bagaimana kondisi keluargaku. Saya memiliki sebuah ambisi yang kuat, meski orang lain dan berbagai keadaan berusaha merobohkan keyakinan tersebut. Tapi seiring waktu saya semakin kehilangan keyakinan untuk membalut ambisi saya tersebut. bukan masalah aku tidak mampu untuk belajar tapi aku tidak akan mampu merasakan keadaan keluargaku dengan keadaan ekonomi yang buruk.

Sampailah aku di bangku STIS, satu hal yang aku ingat ketika awal pendaftaran. Bapakku menjual kembali buku latihan soal-soal yang telah dibeli di bagian pendaftaran. Bapak meminta maaf kepadaku terpaksa menjualnya kembali karena uang yang ada di saku bapak ternyata tinggal 7000. Tentu saja tidak cukup untuk ongkos pulang ke rumah (Pasuruan) dari tempat pendaftaran (Surabaya). Aku masih ingat wajah beliau ketika mengatakan maaf kepadaku sembari mengelus punggungku.

Hari-hariku aku biarkan mengalir begitu saja, setiap detikku serasa menghirup semangat kedua orang tuaku. Tapi tanpa aku sadari bahwa selama ini aku hanya bertahan  daripada mengusahakan mencapai yang terbaik. Bahkan pernah aku sampai pada titik dimana aku pun tak tahu keinginanku dan apa yang harus aku lakukan. (ambisi menjadi dokter vs belajar di STIS, anda bisa bayangkan diketawakan orang satu hall karena menjawab pertanyaan “what do you really want to be” dengan “aku ingin menjadi dokter” sedangkan kenyataannya anda sekarang duduk dengan ratusan statistition dan anda juga mengenakan seragam yang sama dengan mereka, mengenaskan!!) Astaghfirullah...

Aku ingin seperti air  ... Nilai dan manfaat air semakin besar manakala ia bergerak terus atau digerakkan. Air yang bergerak adalah air yang suci dan menyucikan. Air laut dan sungai yang mengalir mendatangkan kekuatan hingga bisa membawa kapal-kapal berjalan jauh. Air terjun yang bergerak mendatangkan keindahan dan kekuatan. Air yang bergerak juga bisa menyisihkan berbagai kotoran ke pinggiran, sehingga ia tetap bersih. Begitu juga air yang digerakkan. Ia bisa diolah menjadi penggerak turbin pembangkit tenaga listrik, masuk kebotol-botol sebagai minuman yang "lumayan" harganya dan ikut menghidupi rumah-rumah melalui kran-kran airnya. Mengalir seperti air.... Bergerak seperti air....

Menjadi pembelajar sejati, hal yang cukup sulit dilakukan saya rasa. Bagi saya, seorang pembelajar sejati akan selalu mencoba mencari celah pembelajaran dari setiap kejadian yang dialaminya maupun kejadian yang dialami oleh orang lain. Sungguh saya ingin menjadi orang seperti itu: yang senantiasa dapat memaknai hidup dari sudut pandang positif, yang mampu melihat nilai-nilai yang belum tersingkap, serta mampu memunculkan keberhargaan walaupun begitu tersembunyi adanya. Siapa yang tahu di dalam cangkang kerang yang gelap tersimpan mutiara yang begitu indah jika tidak ada yang mencoba menyelam ke dasar lautan dan mendapatkannya. Ya, mutiara itu akan tetap ada, terlepas dari apakah ada yang berusaha membuka cangkang kerang tempatnya bersemayam atau tidak. Belajar, belajar, dan belajar, menunjukkan bahwa manusia benar-benar makhluk yang memiliki banyak kelemahan dalam dirinya. (My Daily My Life)

Aku ingin menjadi saya yang benar-benar saya, saya yang bisa “belajar” seperti dulu, saya yang bisa menjadi saya yang berguna paling tidak untuk orang-orang disekeliling saya (disekeliling disini bukan diartikan hanya dibatasi secara ruang/fisik). semoga.

Buat saya ada kebahagian tersendiri ketika melihat senyum orang-orang disekeliling saya, apalagi orang-orang tersebut sering hadir di keseharian dan kehidupan saya. Ada banyak hal yang kemudian bisa menjadi sumber inspirasi, kebahagiaan, dan...dan...dan...mereka selalu mampu memberi angin segar di kehidupan rutin saya...


Aku ingin ... belajar mengerti hakikatnya hidup...
Aku ingin ... tau caranya mengejawantahkan arti kekuatan,kesabaran, dan kebijaksanaan...
I wat to introduce myself to everyone (* orang-orang disekelilingku)

Tapi sekali lagi alangkah mudahnya berkata-kata dan bermimpi, alangkah tak ringannya mengamalkan kata-kata.... seharusnya aku menyadari bahwa bartambahnya kata-kata yang keluar dari mulut ini, maka bertambah pulalah tuntutan terhadap diri ini untuk mengaplikasikannya. '...Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." (Ash Shaff : 3)... astaghfirullah ...

Aku ingin ...
tiada sorak kegirangan olehku
hanya AlhamdulilLah dan senyum tipis sembari berkata
Aah..nothing special, biasa saja juataan orang juga telah meraihnya
Ketika aku meraihnya kelak .....

1 komentar:

  1. terkadang demi mmpertahankan senyuman orang tua kita rela mluluhkan niat n ambisi yg menggebu2, bgitu jga dg saya. Tpi prjalanan ini yg dberi Tuhan utk saya, pastinya yg terbaik. Jngan takut ditertawakan n dhina ver, orng2 yg mengukir namanya dlam sejarah, kbnyakan mnglami hal yg mengerikan dalam hidupnya, bahkan nabi Muhammad saw.

    BalasHapus